Tak Mampu Bayar Rp 40 Juta, Pasien Jamkesprov Berutang
BENGKULU – Demi buah hati tercinta, Angga (16), pasangan suami istri Sawaludin (48) dan Irdawati (42) terpaksa meminjam uang sebesar Rp 40 juta. Itu setelah buat biaya operasi Angga tidak ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Provinsi (Jamkesprov). Sementara operasi Angga mendesak segera dilakukan.
Uang pinjaman itu ditenggat waktu untuk mengembalikannya sebulan sejak 25 Februari 2013. Uang tersebut sudah diberikan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. M Yunus (RSMY) Bengkulu, sehingga operasi dapat dilakukan.
Irdawati ditemui RB di ruangan ICU RSMY menjelaskan, Angga yang merupakan siswa SMPN 16 sempat koma selama lima hari sejak 20 Februari. Selama lima hari Irdawati dan suaminya masih berusaha mencari pinjaman untuk biaya operasi Rp 40 juta. Setelah uang pinjaman didapat dan dibayarkan pada RSMY, Angga dioperasi pada 25 Februari.
“Kita sudah mengurus Jamkesprov, namun menurut pihak rumah sakit, Jamkesprov hanya bisa menanggung biaya pengobatan dan rawat inap. Tidak berlaku untuk memanggil dokter yang akan mengoperasi. Kita diminta bayar cash Rp 40 juta,” jelas ibu 4 anak ini.
Lanjut Irdawati, dirinya dan suaminya hanya pedagang kaki lima di Pasar Panorama, sehingga mereka terpakasa mencari pinjaman uang Rp 40 juta untuk biaya operasi, dan baru dapat dihari kelima sejak Angga dirawat. “Operasinya lama dilakukan karena kita harus cari pinjaman uang dulu, kita juga hanya diberi jangka waktu untuk 1 bulan untuk mengembalikannya,” jelasnya.
Saat ditanya terkait pernyataan manajemen RSMY yang akan mengembalikan biaya operasi Rp 40 juta, Irdawati mengaku belum tahu. “Kita belum diberi tahu kalau biaya operasi yang sudah dikeluarkan akan dikembalikan. Untunglah ada bantuan dari teman-temannya Angga,” kata Irdawati. Aksi penggalangan dana juga dilakukan oleh teman kakak tertua Angga.
Sementara itu, setelah koma 5 hari, setelah dioperasi kondisi Angga mulai membaik. Menurut Irdawati, Angga sudah membuka matanya setelah dioperasi, namun untuk berbicara angga masih belum jelas. “Kondisi anak saya mulai membaik, tangannya mulai ada refleks,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSMY Bengkulu, dr. Syafriadi menerangkan biaya Rp 40 juta tersebut digunakan untuk mendatangkan dokter bedah syaraf dari Jakarta dalam waktu dekat. Untuk mengeluarkan dana RSMY harus melalui berbagai prosedur. “Rumah sakit kita belum memiliki dokter spesialis bedah syaraf, makanya perlu didatangkan dari Jakarta. Nah ini yang butuh biaya besar. Kita jalin kerjasama dulu dengan keluarga pasien untuk menanggulangi, nanti uangnya akan dikembalikan. Sudah kita bicarakan baik-baik dengan keluarganya,” terang Syafriadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar