Selasa, 26 Februari 2013

IMUNISASI TIDAK BAIK UNTUK BALITA ?

Miskonsepsi Tentang Imunisasi
24 Juli 2012


Pemikiran yang keliru tentang imunisasi beberapa tahun terakhir ini nyatanya dapat mengganggu kemajuan program imunisasi di Indonesia. Padahal, memberikan imunisasi kepada anak berarti melaksanakan kewajiban kita menyejahterakan anak Indonesia sesuai dengan hak anak yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia pada 1990. Perlu edukasi terhadap pemikiran yang keliru tersebut agar kejadian dan kematian penyakit infeksi berat dapat dicegah dan ditekan melalui imunisasi.

Asal tahu saja, data terakhir WHO menunjukkan angka kematian balita akibat penyakit infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi masih tergolong tinggi. Kematian balita mencapai 1,4 juta jiwa per tahun. Penyebabnya dari batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%), hingga campak 540.000 (38%). Di Indonesia, UNICEF mencatat sekitar 30.000-40.000 anak setiap tahun menderita serangan campak. Fakta ini dibeberkan DR. Dr. Hanifah Oswari, SpA(K) pada seminar media yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tentang imunisasi.

Lalu, apa saja pemikiran yang keliru mengenai imunisasi (miskonsepsi)? Sebenarnya kekeliruan ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai negara di dunia. Pemikiran yang sering muncul antara lain isu vaksin tidak halal karena menggunakan media yang tidak sesuai syariat, menimbulkan efek samping karena mengandung zat-zat yang berbahaya, isu konspirasi dari negara Barat untuk memperbodoh dan meracuni penduduk negara berkembang, serta adanya bisnis besar di balik program imunisasi. Nah, masyarakat perlu lebih berhati-hati dalam menyikapi berbagai informasi terkait imunisasi ini.

VAKSIN AMAN Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), selaku ketua Satgas Imunisasi IDAI, Ketua ITAGI dan Ketua KOMNAS PP KIPI Kemenkes pun mengemukakan bahwa pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah ketimbang mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Melalui imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit infeksi yang berbahaya sehingga memiliki kesempatan untuk beraktivitas, bermain, belajar tanpa terganggu dengan masalah kesehatan.

Bagaimana dengan kualitas vaksin untuk imunisasi di Indonesia? Dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K), Ketua PP-IDAI mengatakan vaksin yang tersedia saat ini aman karena melalui tahapan uji klinik. Vaksin juga telah mendapat ijin edar BPOM. Pun, telah memperoleh pengakuan dari Badan International WHO dan lolos PQ (prakualifikasi).

Karena itu, sudah seharusnya masyarakat tidak perlu ragu akan keamanan dan manfaat imunisasi. Bahkan saat ini, 194 negara di seluruh dunia melaksanakan dan yakin bahwa imunisasi aman dan bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat, dan kematian pada bayi dan balita.

Termasuk, negara-negara industri dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi masih terus melaksanakan program imunisasi. Juga, negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dengan cakupan imunisasi lebih dari 85 persen. "Maka dapat dikatakan pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan investasi kesehatan untuk masa depan. Sebaiknya, semua bayi dan balita diimunisasi secara lengkap," ujar Sri.

Jadi, jangan salah persepsi soal imunisasi.

Penulis :Nur Resti Agtadwimawanti

Sumber : intisari-online.com
http://www.ham.go.id/modul.php?md=mod_artikel&data=193603&modnews=32&mnow=0

Tidak ada komentar:

Hero Herlambang Bratayudha, SH - Rayhan Yusuf Mirshab